Anak Muda Papua Harus Mampu Menganalisa Sosial

Saat diskusi dampak perubahan iklim pada kehidupan anak dan perempuan di tanah Papua yang diselenggarakan di cafe Isasai, Ekspo, Waena, Kota Jayapura Papua, Jumat, (2/6/2023) - Foto: Wagadei/Yulianus Magai

Jayapura, (WAGADEI) – Dalam rangka mendukung Pemerintah Provinsi Papua melakukan upaya mitigasi dana adaptasi perubahan iklim UNICEF dan Yayasan Gapai Harapan Papua menyelenggarakan diskusi dengan judul ‘berdampak perubahan iklim pada kehidupan anak dan perempuan di tanah Papua’. Kegiatan itu dilaksanakan di cafe Isasai, Ekspo, Waena, Kota Jayapura, Papua pada Jumat, (2/6/2023) itu

Antropolog dan peneliti Papua Center, I Ngurah Suryawan mengatakan sangat penting sekali untuk anak muda Papua untuk mengenal lingkungan dan memperoleh pengetahuan serta menyadarkan anak muda Papua atau memberikan pengetahuan bahwa Papua itu sebenarnya banyak masalah.

“Satu hal yang penting untuk dilakukan adalah anak muda Papua harus mampu menganalisa sosial. Karena dengan itu, kita bisa tahu apa yang sebenarnya terjadi di lingkungan yang ada di Papua. Karena itu yang akan menumbuhkan kita sikap kritis solidaritas, artinya kita harus bersatu itu hal yang sangat penting sekali dan itu harus bergerak terus bukan hanya di sini tetapi di luar sana juga, seperti di asrama, di kampus dan di komunitas yang ada. Anak mudah Papua harus lebih kritis, banyak baca, dan mampu melihat apa yang terjadi di tempat lain,” katanya.

Reza Hendrawan, WASH Officer UNICEF mengatakan, UNICEF adalah lembaga yang ada di bawa payung perserikatan bangsa-bangsa (PBB) yang fokus pada kesejahteraan ibu dan anak.

“Pada saat yang sama juga kita di Indonesia dan Papua mengalami krisis iklam perubahan iklim dan dampak dampaknya” ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya lakukan kegiatan itu guna mengetahui permasalahan krisis iklim terhadap ibu dan anak yang dikumpulkan oleh akademik di studi Etnografi.

“Pertemuan ini sebenarnya ingin mengetahui dari sisi akademik, khususnya dari studi studi etnografi. Untuk mengetahui apa saja yang terjadi krisis iklim terhadap ibu dan anak, pandangan etnografi kita mendatangkan antropolog dan peneliti Papua Center, I Ngurah Suryawan, dari hasil penelitian beliau ternyata banyak dampak negatifnya karena banyak dampak negatif ini,” ujaranya.

Pihaknya berkomitmen untuk melanjutkan diskusi ini menjadi beberapa hal yang sifatnya kongkrit kedepan akan terus melibatkan anak anak muda Papua untuk meningkatkan mereka dalam kegiatan di lapangan.

“Dan yang terpenting adalah bagaimana bisa angkat isu bersama untuk selesaikan masalah. Misalnya tentang deportasi, tapi tergantung anak anak mudah Papua. Kami UNICEF menantang anak anak mudah papua untuk lebih aktif lagi karena kami mendukung tentunya dari belakang,” katanya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *