Wamena, WAGADEI – Ada hal aneh yang dilakukan oleh sekelompok warga di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan yakni menggelar demo dengan tuntutan melegalkan permainan toto gelap (togel) di Wamena, Selasa, (2/6/2023).
Demo tersebut dituding sebagai adanya sarat kepentingan oleh oknum tertetu dalam berbisnis perjudian tersebut. Hal itu dikatakan Pemuda Gereja Baptis West Papua bahwa ada bekingan pihak lain di Wamena sebab hal itu merupakan sejarah baru di republik ini.
“Ya ini sudah ada orang di belakang. Ada bos-bos besar yang dibeking karena semua didukung penuh dari makan, minum hingga transportasi saat demo di kantor Bupati Jayawijaya,” kata salah satu pemuda Gereja Baptis West Papua, Akia Wenda.
Pejudian berupa togel, roles dan adu ayam merupakan penyakit sosial yang berkembang di tengah masyarakat kota Wamena hingga membias ke daerah sekitarnya membuat orang malas bekerja lagi.
Untuk meminimalisir hal itu, lanjut dia, Pemerintah Daerah harus membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat terutama kaum muda.
“Pemerintah harus buka lapangan kerja dan berikan pemahaman dan semua dinas aktif. Maka semua akan ada tempat untuk masyarakat, apa lagi di kota Wamena kami anggap peredaraan uang sangat kecil,” katanya.
Semua umat Tuhan harus tangapi serius terutama pimpinan gereja, PGGJ, FKUB, kaum pemuda gereja dari semua denominasi.
“Karena mereka yang datang demo itu warga jemaat gereja-gereja. Di gereja selalu sampaikan larangan bermain togel tapi hidupnya sudah tergantung dengan hasil perjudian, walaupun satu kali menang, 50 kali kalah tapi tetap mau main saja,” katanya.
Ia menegaskan, bos judi togel bukan orang asli Papua, warga yang demo hanya diperalat demi kepentingan oknum-oknum yang dibeking. Maka, provinsi Papua Pegunungan baru tapi gubernur belum lihat penyakit sosial yang merugikan masyarakat.
“Apa tujuan hardirnya provinsi kalau masalah sosial seperti ini tidak melihat dan tanggapi secara serius,” katanya.
Sekretaris FKUB Jayawijaya, Pdt. Alexander Mauri menyatakan sebagai tokoh agama dirinya tak ingin melihat masyarakat menderita dan tidak ada di dunia, orang menjadi kaya karena bermain judi.
“Justru orang yang bermain judi semakin miskin, ketika masyarakat terjun ke dunia perjudian awalnya memang menang, namun kalau dihitung dengan baik lebih banyak kalah,” katanya tegas.
Mauri meminta kepada masyarakat tidak terlena dengan tipu daya dari oknum-oknum yang suka menari-nari di atas penderitaan masyarakat karena dibodohi dengan togel.
“Lebih baik masyarakat kembali berkebun mengelola tanah yang subur ini.
Tidak ada aturan untuk melegalkan judi. Undang-Undang Dasar 1945 jelas melarang itu. Alkitab juga menentang perjudian dan ajaran apapun juga menentang perjudian. Oleh karena itu mari kita lakukan hal yang positif untuk daerah kita,” ujarnya. (*)