Apabila engkau memiliki hubungan yang buruk dengan dirimu sendiri, maka tidak mungkin ada kesempatan bagimu untuk membentuk relasi yang bermakna dengan orang lain.
Oleh: Natasha Naomi Suryadi
BERBAGAI macam pertanyaan terkait krisis identitas dan hilangnya harapan kini banyak dilontarkan kaum remaja. “Siapakah diri saya?”, “apa tujuan saya di dunia ini?”, dan pertanyaan sejenisnya. Dari fenomena tersebut, muncul pertanyaan mengapa kita berputus asa setiap harinya? Jawabannya sederhana, yaitu kurangnya pengertian setiap individu akan dirinya sendiri. Hal ini bersumber dari kurang baiknya hubungan intrapersonal seseorang.
Dalam kehidupan ini, ada dua relasi yang tidak mungkin terpisah dari kita, yaitu hubungan intrapersonal dan hubungan interpersonal. Definisi dari hubungan intrapersonal adalah hubungan seseorang dengan dirinya sendiri, sedangkan hubungan interpersonal merupakan hubungan seseorang dengan orang lain. Secara spesifik, hubungan interpersonal terdiri dari dua orang atau lebih, salah satunya merupakan diri kita sendiri.
Ketika kita berbicara mengenai hubungan dengan diri kita sendiri, maka hal yang kita sedang diskusikan berupa mentalitas atau pola pikir kita. Dalam nama lain, kumpulan keyakinan yang mendasarkan semua pikiran dan tingkah laku kita di dunia ini. Kedua jenis komunikasi ini memiliki dampak yang besar terhadap kehidupan seseorang dan ternyata, hubungan interpersonal merupakan basis dari hubungan interpersonal.
Keterkaitan Kesuksesan dengan Hubungan Intrapersonal
Media massa telah mengetahui bahwa team interpersonal relationship yang baik merupakan sesuatu yang sangat dimiliki oleh orang-orang sukses di seluruh belahan dunia. Namun tidak banyak yang melihat fondasi dari kesuksesan mereka, yaitu intrapersonal relationship yang mendalam. Hubungan intrapersonal menjangkau banyak hal, seperti kepercayaan diri, pengaturan waktu yang baik, persistensi, kedisiplinan diri sendiri, keluasan pikiran, dan lain-lain. Hal-hal ini mungkin terdengar sederhana, namun membangun hubungan intrapersonal ternyata tidak semudah yang kita pikirkan.
Dengan banyaknya berita orang muda yang sukses, rasa inferioritas dapat bangkit karena mundanitas kehidupan yang dianggap membosankan dan tidak spesial. Kemudian, prokrastinasi dan rasa kemalasan juga sangat sulit untuk dilawan sehingga kita tidak bisa produktif setiap waktu. Tidak hanya itu, banyak sirkumstansi juga menyulitkan kita dalam menjadi optimistik dan tidak berpikiran sempit, seperti ketidakadilan dunia. Sungguh banyak halangan yang mesti kita lewati demi memperbaiki keburukan karakter.
Cara Mengembangkan Hubungan Intrapersonal:
Ada beberapa cara yang diketahui untuk mengembangkan hubungan intrapersonal, dan cara yang pertama adalah dengan membuat jurnal. Kegiatan menjurnal merupakan suatu proses terapeutik, karena hal ini membiarkan kita mencatat emosi, gol, dan pengalaman keseharian kita yang dapat direminisensi di kemudian hari. Dalam nama lain, proses ini memberi kesempatan bagi kami untuk melampiaskan semua amarah, kesedihan, dan kesenangan yang kita alami ke atas permukaan kertas, sehingga hati merasa lega dan ringan.
Cara kedua adalah dengan mengubah pola pikir individu. Mengubah pikiran dan tingkah laku kita secara sadar bisa membantu kita membuat konsep pribadi yang mampu menyadarkan gol kita masing-masing. Daripada membiarkan diri kita tenggelam dalam pikiran negatif dan pesimistis, ubahlah pikiran tersebut menjadi pikiran yang lebih menyemangati jiwa. Sebagai contoh, apabila engkau berpikir: “Saya tidak cukup baik,” ubahlah polanya menjadi sesuatu yang positif, seperti: “Saya telah melakukan yang terbaik.”
Selain itu, mendapatkan suatu komentar atau feedback mengenai cara orang lain mempersepsi dirimu sendiri juga penting. Dengan melihat bagaimana orang lain menanggapi karaktermu, engkau bisa menyadari dan mengadaptasikan pikiran dan aksimu untuk memproyeksikan inner thoughts-mu dengan lebih jelas sehingga menjadi mudah dimengerti. Kritik yang konstan juga bisa membantu kita mengembangkan sebuah growth mindset agar mampu menyadari dan melalui halangan mental yang tidak akan berhenti untuk menantang.
Tidak hanya itu. Ada pula penyediaan gol jangka pendek dan jangka panjang yang memberi kita sesuatu untuk dituju. Mulailah dengan gol-gol yang simpel, dan ketika engkau berhasil melakukannya, ekspansikanlah gol tersebut ke sesuatu yang ambisius secara perlahan. Janganlah engkau menyerah apabila engkau tidak berhasil mencapai gol-mu di usaha pertama. Teruslah berusaha, dan suatu saat, benih yang tertanam dari seluruh aksi banting tulangmu akan berbuah subur.
Beberapa hal lain yang mampu membantu mengembangkan hubungan interpersonal adalah dengan belajar mengatur waktu yang baik, dan membangun kebiasaan yang sehat. Berdasarkan riset yang dilakukan terhadap Elon Musk, diperoleh informasi bahwa ia menghasilkan 2.400 miliar dolar setiap tahunnya, dan apabila dihitung secara sekon, maka ia memperoleh 375 dolar setiap detiknya. Dengan logika seperti ini, bisa dikatakan bahwa waktu adalah uang, dan setiap detik yang tersedia itu sungguh bermakna.
Di sisi lain, sebuah habit yang sehat mengindikasi kepada setiap aksi kecil yang kita lakukan setiap hari untuk menggapai cita-cita kita. Apabila engkau ingin membuat kebiasaan yang baru, lakukanlah hal tersebut selama setidaknya 2 bulan, sebab membuat kebiasaan yang baru membutuhkan setidaknya 60 hari untuk dibangun, dan ketika kebiasaanmu ini sudah terwujud, barulah engkau bisa mulai membangun kebiasaan lain. Dalam nama lain, ambillah langkah kaki satu per satu, jangan semuanya sekaligus, dan engkau akan perlahan-lahan berkembang.
Hubungan antara Interpersonal Relationship dan Intrapersonal Relationship
Fondasi untuk segala relasi kita adalah hubungan intrapersonal, dan hal ini dituliskan dengan sangat jelas dalam buku yang berjudul “The Courage To Be Disliked” oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga:
“Golmu adalah untuk tidak disakiti dalam hubunganmu dengan orang lain. Cara untuk menggapai gol tersebut adalah dengan mencari kekuranganmu, mulai membenci dirimu sendiri, dan menjadi seseorang yang tidak masuk ke dalam hubungan interpersonal apa pun” (halaman 48).
Secara singkat, apabila engkau memiliki hubungan yang buruk dengan dirimu sendiri, maka tidak mungkin ada kesempatan bagimu untuk membentuk relasi yang bermakna dengan orang lain. Maka, hubunganmu dengan dirimu sendiri berdampak kepada hubunganmu dengan orang lain.
Selain itu, hubungan intrapersonal juga membantu orang menyampaikan opini, sikap, dan nilai karakter diri sendiri dengan baik, serta meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri masing-masing. Kemampuan ini membantu mengembangkan emotional intelligence kita dan membiarkan kita berkomunikasi dengan orang lain secara efektif, sedangkan cara kita berkomunikasi memberi orang masukan akan pribadi kita. Maka dari itu, dapat dilihat bahwa hubungan interpersonal dan hubungan intrapersonal saling berhubungan dan tidak terpisahkan, namun karena hubungan intrapersonal merupakan fondasi dari hubungan interpersonal, maka kita harus belajar untuk mencintai diri kita sendiri sebelum bisa membentuk relasi yang bermakna dengan orang lain.
Baca Juga:Tahun Baru Imlek sebagai Momentum Menegakkan Toleransi di Kota Bandung
Jalan Sukses bagi Penderita Psikosomatis
Pengembangan Penggunaan Bisnis Digital dalam Usaha Konvensional di Era Digitalisasi
Kunci Mencintai Diri Kita Sendiri
Kunci dalam mencintai diri kita sendiri adalah penerimaan sepenuhnya atas kepribadian kita. Ketahuilah semua sisi kita, baik yang baik maupun yang buruk, dan terimalah mereka apa adanya, sebab mentalitas yang baik dimulai dengan penerimaan akan ketidaksempurnaan. Kini, masyarakat global terlalu fokus dalam mencapai kesempurnaan yang tidak manusiawi – terutama di pandangan orang lain, sehingga mereka mengabaikan perkembangan diri sendiri demi memuaskan ego mereka.
Kesempurnaan-kesempurnaan ini datang dalam berbagai wujud. Ada kesempurnaan fisik, seperti keindahan wajah, maupun kesempurnaan mental, di mana seseorang berharap bahwa dirinya akan selalu melakukan segala hal secara sempurna. Ia ingin dirinya untuk tidak ada kesalahan; ia ingin dirinya untuk melakukan segala hal dengan mulus dan tanpa adanya sedikitpun kecacatan.
Hal ini bersifat self-destructive dan menginduksi stres yang tidak karuan. Kejujuran pahitnya adalah bahwa kesempurnaan itu hanyalah khayalan, selain hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada makhluk di dunia ini yang sempurna, dan kita sebagai manusia patut untuk menyadari fakta tersebut. Oleh karena itu, terimalah dirimu apa adanya, dan janganlah engkau sedih akan kekuranganmu, sebab hatimu hanya akan terbuka untuk orang lain ketika engkau belajar untuk mencintai dirimu sendiri.
Sebagai kesimpulan, hubungan interpersonal hanya dapat dikembangkan dengan adanya hubungan intrapersonal yang dalam. Dengan itu, engkau akan mampu untuk berempati dengan orang lain dan memiliki reaksi yang tepat untuk berbagai situasi, serta mampu menyampaikan hal yang ingin kamu komunikasikan dengan jelas. Oleh karena itu, belajarlah tentang dirimu sendiri, memahami kemampuan dan ketidaksempurnaannya, dan cintailah dirimu apa adanya, sebab cinta merupakan dasar dari setiap relasi yang baik; tak peduli apabila hubungan yang tertera merujuk kepada diri kita sendiri, maupun orang lain. (*)
*) Penulis adalah Mahasiswi Universitas Katolik Parahyangan (Unpar)