Demo tolak MBG di Nabire diamankan Polisi, Kadisdik Nabire: Belum ada info dimulainya MBG

Nabire, WAGADEI – Aksi penolakan makan bergizi gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto menuai kritik oleh Solidaritas Pelajar West Papua (SPWP) di seluruh tanah Papua. Mereka bahkan terjadi aksi pada hari Senin, (17/2/225). Seperti di Nabire para siswa melakukan aksi namun diamankan aparat kepolisian di halaman Polres Nabire.

Setelah diamankan, aparat memanggil pihak pemerintah kabupaten Nabire yakni Dinas Pendidikan setempat guna menemui massa aksi agar memberikan pemahaman baik kepada peserta didik.

Anggota massa aksi yang enggan menyebutkan namanya itu menyatakan, aksi dilakukan di sejumlah tempat atau titik kumpul.

“Titik kumpul yang pertama, di gereja GKI Maranatha depan Kodim, pasar Karang Tumaritis lalu kami mulai turun ke Dinas Pendidikan jam 10.00 pagi,” katanya.

Setelah 23 menit kemudian, tiba-tiba pihak polisi datang untuk bubarkan massa aksi dengan kekerasan lalu mereka punya kertas yang yang bercoret itu polisi dorang ambil.

Ia menjelaskan, sejumlah 48 massa aksi dibawa ke Polres Nabire dan siswa lainnya mereka melarikan diri.

“Lalu yang lari itu mereka ambil tempat pukul 11.13 waktu Papua massa aksi mulai kumpul di Kota Baru RRI Lama. Setelah baku tunggu, massa aksi banyak lalu mereka mulai jalan sampai di depan kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, mereka dibubarkan masa oleh Polisi lagi,” ujarnya.

Ia menyatakan, hingga 48 pelajar yang di tahan di pulang pada pukul 12.00 WIT dan puluhan pelajar lainnya masih ditahan dan masih dalam pemeriksaan di Polres Nabire.

Kapolres Nabire AKBP Samuel D. Tatiratu, mengatakan pasca dilakukan pemeriksaan terhadap massa aksi, ternyata ada oknum yang menggerakkan untuk dilakukan aksi.

“Ada yang mengerakkan mereka dan sementara itu sedang mendalami,” ucap Tatiratu.

“Mereka ini sebenarnyq untuk menanyakan, namun mereka menyampaikan kesempatan yang salah, pada prinsipnya ini adik-adik ini program Prabowo ini tidak tahu kenapa harus di laksanakan,” ujarnya.

Kalau misalnya, menurut dia, baik diatur di sekolah, para siswa tidak mudah untuk dimonitoring tentunya mereka mendiskusikan di sekolah.

“Kemudian kami dari pihak keamanan maupun pemerintah daerah yang diwakili Dinas Pendidikan, kita akan mendukung membantu diskusi mereka, kalau dikomandoi dari orang lain yang berada di luar Nabire, minta maaf sudah lihat jelas selebarannya di situ ada KNPB,” katanya.

Ia mengajak, semua pihak yang ingin membuat provokasi terhadap para generasi harus berpikir bahwa mereka punya tugas hanya belajar. “Kasihan, jika kita mengamankan mereka di panas terik begini siapa yang mau tanggung jawab, kecuali dari Dinas Pendidikan dan pihak aparat keamanan TNI-Polri,” ujarnya.

Ia menegaskan, program dari Presiden Prabowo tentang MBG harusnya didukung semua pihak, sebab tetap dilaksanakan oleh aparat keamanan.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire, Dina Pidjer mengatakan pihaknya sudah bicara dengan aparat kepolisian agar para siswa bisa dikembalikan ke masing-masing sekolah dan orang tua.

“Mereka akan kembali ke sekolah masing-masingnya untuk kembali belajar dengan baik. Karena tugas pokok mereka adalah belajar,” ujarnya.

Menurut dia, Kapolres Nabire sudah memberikan imbauan kepada mereka bahwa aspirasi seperti itu dilakukan dalam bentuk diskusi, jangan ribut. Supaya kepala sekolah bisa sampaikan ke atasnya,” katanya.

Dia berharap bahwa, seluruh kepala sekolah di Nabire tetap memberikan pemahaman yang baik melalui diskusi kepada anak-anak agar supaya mereka tidak terlibat ikut dalam hal-hal yang seperti itu, tetapi mereka selalu berfokus pada belajar.

“Sebelumnya, terkait MBG ini sudah ada sosialisasi namun ternyata anak-anak yang pendemo ini menurut informasi dari kepala sekolah anak-anaknya tidak hadir,” ujarnya.

Kapan dilaksanakan MBG di Nabire?

Dina Pidjer menyatakan, pihaknya sendiri masih menunggu informasi sebab sejauh ini masih belum ada informasi resmi yang disampaikan kepada pihaknyam

“Sampai hari ini belum ada informasi resmi ke kami di Dinas Pendidikan kapan dimulainya, jadi masih menunggu,” ucapnya.

“Karena kami ini hanya melengkapi dan mencukupi data, data. Anak-anak kami berapa siswa dari TK, SD, SMP dan SMA-SMK yang ada di kabupaten Nabire,” katanya.

Namun sekalipun mulai, ia mengaku kemungkinan besar pihaknya tak dilibatkan sebab hanya akan dimintai data saja. “Itu tugas kami Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire untuk melaksanakan siapa dan diinformasikan kami hanya cukup hanya melengkapi data siswa,” katanya.

Sempat ditahan Polres, namun dibebaskan

Pendemo sempat ditahan sebanyak delapan siswa dan satu mahasiswa, namun mereka sudah dipulangkan pada pukul 16.00 WIT.

Berikut nama-nama pelajar dan mahasiswa yang masih ditahan di Polres Nabire, Ando (siswa), Peu Mee Tebai (siswa), Kurus Sentani (siswa), Noken (siswa), Yosua Pigome (siswa) dan Herman Agapa (siswa). (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan