Voice note yang viral ternyata bukan Ketua KPU Papua Tengah

Oplus_0

Nabire, WAGADEI – Pagi hari ini, Jumat, (14/12/2024) telah beredar sebuah rekaman suara atau voice note berdurasi 2.41detik di sejumlah WhatsApp Group memarahi Ketua KPU Paniai Sem Nawipa dan anggotanya Sisilia Nawipa bahkan ancam pleno KPU Paniai diambil alih oleh KPU Provinsi Papua Tengah.

Berikut ini kutipan dari voice note tersebut:
Selamat pagi untuk kita semuanya, undangan itu dari Sem Nawipa, bukannya kemarin dia kena kasus tangkap tangan. Uang suap, kenapa masih dipakai dia lagi? Ini boneka atau apa. Permainan atau apa. Tolong batalkan, bilang kemarinkan Kapolres Paniai sudah tangkap tangan itu Sem Nawipa dengan Sisilia Mote. Apakah mereka dua harus pimpin lagi? Bukannya harus diPAW? Sisilia Nawipa itu tidak benar itu. Batalkan pleno kalau mereka yang dipimpin itu dibatalkan. Karena itu tidak sesuai dengan aturan, sudah melanggar kode etik benar-benar kode etik! Demokrasi sudah tidak ada di dalam kubu mereka, itu manusia-manusia iblis itu. Malunya tidak ada, batalkan dorang, muka-muka iblis itu. Kenapa masih muncul dia. Bukannya KPU Provinsi? Masih lagi dia, yang semuanya merk Nawipa itu jangan dipakai karena Nawipa semua itu sudah dibayar, semua sudah dibayar dan semua sudah tidak jelas dan semua sudah tidak dipercaya lagi oleh masyarakat Paniai. Jadi bilang, bilang kepada ketua KPU Provinsi Papua Tengah, kita tidak pakai kalau merk Nawipa semua, ganti. Maaf merk Nawipa yang masuk di dalam kelompok Sem. Baru masa Sem yang sudah diduga, sudah ditangkap tangan, uang suap baru masa masih diberikan kesempatan lagi itu tidak benar. Itu harus dikasih skorsing, bukan dia pimpin lagi karena sudah ketahuan jadi tolong sebentar dia yang pimpin langsung dibatalkan saja. Orang tidak punya mata, tidak punya pikiran, semua sampai satu Indonesia di KPU RI sudah tahu, masih dibiarkan lagi untuk mereka yang pimpin. Ada apa ini? Batalkan saja. Baik itu masukan saja, nanti kita kembali sama-sama lihat, kejadian yang terjadi sampai saat ini. Memalukan sekali, Paniai, secara khusus untuk KPU Paniai. Dan dituntut segera Bawaslu punya surat tanggapan, surat itu harus ditanggapi dan dilaksanakan sesuai dengan surat yang diajukan dari Bawaslu. Tanggapi dulu, selesaikan dulu baru bawah baru diplenokan.”

Rekaman suara itu dianggap suaranya Ketua KPU Provinsi Papua Tengah Jeniffer Darling Tabuni, sehingga banyak masyarakat Paniai tak terima bahkan marah rekaman suara itu.

Namun dibantah oleh ketua KPU Papua Tengah bahwa itu bukan dirinya. “Saya mau menyampaikan bahwa itu bukan rekaman suara saya, bukan rekaman suara Ketua KPU Provinsi Papua Tengah Jennifer Darrling Tabuni,” ujar Jennifer Darling Tabuni melalui rekaman suara yang di terima wagadei.id Jumat, (13/12/2024).

Tabuni menegaskan dirinya tidak mungkin mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan dan yang tidak manusiawi untuk rekannya.

“Apalagi teman-teman KPU kabupaten. Jadi mohon maaf, itu bukan rekaman suara saya,” ucapnya.

Ia menuding ada pihak tidak bertanggungjawab yang menyebarkan informasi bohong sehingga diminta oknum tersebut harus bertanggungjawab.

“Bagi yang menyebarkan, tolong bertanggungjawab dan menjelaskan baik-baik, karena ini menyangkut lembaga. Jadi sekali lagi mohon maaf, itu bukan suara saya,” katanya.

Ia juga meminta kepada para awak media di Papua Tengah untuk menyebarkan informasi bahwa voice note tersebut bukan dirinya. “Jadi teman-teman media tolong berbagi informasi soal ini,” ucapnya.

Ia menambahkan, hari ini rencana pleno tingkat kabupaten Paniai dan Intan Jaya dipusatkan di Nabire. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan