Jayapura, WAGADEI – “Kami terancam, Bapa Suci bersuara dan bertindak untuk selamatkan kami dari ancaman kepunahan”.
Kutipan itulah yang dikeluarkan Sekretariat Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan (SKPKC) se-Tanah Papua ketika Bapa Suci Paus Fransiskus yang telah tiba di Ujung Timur Tanah Besar Papua pada 6 September 2024.
Teriring mengucapkan selamat datang, SKPKC se-Tanah Papua kepada Bapa Suci Paus Fransiskus yang telah tiba di ujung timur tanah besar Papua pada 6 September 2024, pihaknya curhat Sri Paus untuk melihat kehidupan orang asli Papua yang makin terancam akibat keganasan Indonesia hingga awal bulan September 2024 in.
“Melalui jaringannya, SKPKC se-Tanah Papua telah menyampaikan buklet “Doa dan Harapan Umat Katolik Papua kepada Bapa Suci Paus Fransiskus” kepada Bapa Suci Paus Fransiskus saat kunjungan Apostolik di Jakarta pada 3-5 September 2024. Buklet tersebut berisikan 34 ungkapan isi hati umat Katolik di Lima Keuskupan di Tanah Papua yang dihimpun secara spontan sebagai keprihatinan umat yang disampaikan kepada Gembalanya,” ujar Direktur SKPKC se-Tanah Papua, Pater Alexandro Rangga, OFM di Jayapura, Papua, Sabtu, (7/9/2024).
Karena itu, lanjut Pater Alexandro, ungkapan tersebut harus dipahami dalam kerangka reksa pastoral Gereja Katolik dan bukan uraian akademis, apalagi catatan politis.
“Penulisnyapun beragam latarbelakang dan profesi seperti pelajar, ibu rumah tangga, akademisi, dokter, pastor, tokoh awam Katolik, tokoh perempuan Katolik, dan tak lupa pengungsi internal yang selalu ada di hati Bapa Suci,” ungkapnya.
Melalui buklet yang tersedia dalam Bahasa Indonesia, Italia dan Inggris, SKPKC se tanah Papua mengajak semua orang yang berkehendak baik untuk mendengarkan suara hati orang Papua seperti Kotbah Paus di Gelora Bung Karno, 5 September 2024: “Perjumpaan dengan Yesus mengundang kita untuk menghidupi dua sikap mendasar yang memampukan kita menjadi murid-murid-Nya: yaitu mendengarkan
sabda dan menghidupi sabda.” (*)