Nabire, WAGADEI – Sejumlah pegiat literasi di Papua Tengah akan menyelenggarakan Festival Literasi dan Sastra Papua yang pertama pada bulan September 2024. Festival tersebut bakal dipusatkan di kabupaten Nabire, ibukota provinsi Papua Tengah.
Hal itu dikatakan ketua panitia penyelenggara festival Literasi dan Sastra Papua I Aleks Giyai, festival tersebut, dlam rangka memperingati hari buta aksara nasional yang digelar tepat pada tanggal 8 September 2024.
“Ada sejumlah komunitas yang terlibat, diantaranya Komunitas Sastra Papua (Ko’SaPa), Kolektif Streo, Kamapi Topii, Gerakan Papua Mengajar (GPM), Komunitas Korwa Membaca (Ko’Membaca), Yayasan Rumah Edukasi Mandiri (REM), Literasi Dogiyai Maju (LDM), Lembaga Pengembangan Informasi Meepago (LPIM). Sebagian masih dalam tahapan komunikasi,” kata Aleks Giyai kepada wagadei.id, Rabu, (17/7/2024).
Hari Literasi Internasional atau Hari Aksara Internasional diperingati setiap 8 September setiap tahun. Hari peringatan tersebut ditetapkan oleh UNESCO pada 17 November 1965.
UNESCO menetapkan Hari Literasi Internasional sebagai peringatan untuk menjaga pentingnya melek huruf bagi setiap manusia, komunitas, dan masyarakat.
Meski begitu, literasi tidak hanya tentang calistung (membaca, menulis, berhitung), tetapi juga ketika anak dapat memaknai dan memahami sebuah gambar atau cerita.
Diselenggarakannya festival literasi dan sastra Papua I, kata Giyai, untuk menjalankan program nasional yang dilaksanakan setiap tahun.
“Kami sadari bahwa untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara adalah tugas semua stekholder pemerintah masyarakat serta intelktual,” katanya.
Di Papua Tengah, lanjut dia, banyak sekali pegiat literasi yang bermunculan sehingga tujuan agar menggerakkan gerakan literasi di tanah Papua untuk kemajuan masyarakat Papua.
“Kami sadari bahwa hidup berliterasi ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat Papua sehingga kami gelar untuk bisa menjadikan kebiasaan bagi masyarakat Papua dalam mendorong literasi,” katanya.
Giyai mengatakan, dengan terselenggaranya kegiatan ini nantinya akan membuka wacana literasi dan sastra ke semua stekholder pemerintah dan masyarakat bahwa pentingnya literasi.
“Dalam rangka membarantas buta aksara dan buta huruf di Tanah Papua khususnya di Papua Tengah,” ucapnya.
Ia berharap, pemerintah dapat mengambil kebijakan dalam membangun literasi dalam rangka membarantas buta aksara dan buta huruf di Tanah Papua khususnya di Papua Tengah.
“Masyarakat melek literasi dan sastra untuk memuliakan kehidupan Papua yang cerdas,” katanya. (*)