Deiyai, WAGADEI – Bupati Deiyai, Ateng Edowai meresmikan pemanfaatan bangunan pasar induk Waghete di kampung Waghete II, Distrik Tigi, Sabtu, (15/4/2023).
Lokasi pasar sudah diukur oleh Badan Pertanahan dengan ukuran 25.000 hektar persegi. Dengan nomor 01020 tahun 2020. Lokasi ini sudah bersertifikat tanah dan sudah menjadi aset milik Pemkab Deiyai.
Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Bupati Ateng Edowai didampingi forkopimda serta peninjauan sejumlah lapak, ruko dan los pasar yang bakal ditempati pedagang.
Bupati Ateng Edowai mengatakan, revitalisasi pasar yang dilakukan ini sebagai upaya meningkatkan kualitas perdagangan dengan harapan aktivitas pedagang asli Papua atau sering disebut mama-mama Papua asli Deiyai maupun masyarakat lainnya dapat lebih nyaman dalam bertransaksi jual beli. Sebab, pasca kebakaran pasar tradisional Waghete, mama-mama Papua berjualan di pinggir jalan raya sepanjang Waghete.
“Hadirnya bangunan baru pasar induk Waghete dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar pasar. Pasar ini adalah kebun kita bersama, harus jaga baik fasilitas ini,” ujarnya.
Ia menyampaikan berterimakasih kepada pemilik hak ulayat karena dengan kerendahan hati telah menyerahkan tanah adat kepada Pemkab untuk dijadikan sebagai tanah aset pemerintah.
“Luar biasa pemilik hak ulayat, kalian punya keturunan diberkati oleh Tuhan,” ucapnya.
Edowai mengajak kepada seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) agar belanja di pasar itu sebagai bentuk kepuasan kepada mama-mama Papua.
“Sebab jualan yang mama-mama jual adalah hasil dari daerah kita. Pejabat-pejabat harus belanja di sini, harus sayangi mama-mama, sayangi masyarakat Deiyai,” ujarnya.
Ketua DPD I Partai Golkar Papua Tengah ini menitipkan pesan khusus kepada para pedagang maupun warga sekitar untuk dapat menjaga fasilitas dengan baik, dan dipelihara sehingga dapat dinikmati dan bertahan dengan waktu yang cukup lama.
“Saya harap pasar ini bisa dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. Jangan seperti kantor-kantor pemerintahan yang semua isinya dicuri habis,” katanya.
Kepala Dinas Perindustrian perdagangan (Perindag) Aser Pakage menjelaskan bangunan pasar induk Waghete dibangun beberapa tahun lalu, namun peningkatan kapasitas dibangun tahap demi tahap menggunakan alokasi anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) sudah dibangun 27 pintu ruko.
“Jadi bangunan pasar ini akan ditempati oleh pedagang asli Papua yang sebelumnya mereka jualan di pinggir jalan akibat pasar tradisional terbakar,” katanya.
Ia mengajak kepada pimpinan OPD terkait bekerjasama dengan pihaknya untuk membenahi kekurangan yang ada.
“Semua pedagang asli harus tempati di sini mulai besok,” ucapnya. (*)