Cakupan imunisasi MR di Paniai tinggal empat Puskesmas yang sangat terpencil

Paniyai, (WAGADEI) – Enam Puskesmas di Kabupaten Paniai, Papua Tengah yang dikabarkan belum sempat melaksanakan cakupan imunisasi Measles Rubella (MR), akhirnya dua Puskesmas terpencil yakni Yagai dan Nawipauwo pada hari ini, Rabu, (8/3/2023) mulai memberikan pelayanan terbaik kepada anak-anak generasi penerus.

“Dua puskesmas yakni Yagai dan Nawipauwo telah ambil obat-obatan di kantor Dinas kesehatan. Hari ini juga mereka sudah mulai kerja jalankan imunisasi kepada anak-anak di sana,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Paniai, Maria Nawipa, Rabu, (8/3/2023).

Enam puskesmas yang belum melaporkan yakni Puskesmas Youtadi, Nawipauwo, Baya Biru, Yagai, Siriwo dan Duma-Dama.

Menurut Maria, alasan tidak dijalankan pelayanan imunisasi kepada anak-anak kedua kepala puskesmas mengalami kendala.

“Kemarin mereka tidak jalankan putaran pertama dan kedua hanya karena kepala puskesmas dari dua puskesmas itu mengalami kendala pribadi. Tapi mereka tidak mengurangi semangat, hari ini mereka lakukan pelayanan lagi,” ujarnya.

Kemudian empat puskesmas yang sangat terpencil yakni Youtadi, Baya Biru, Siriwo dan Duma-Dama hanya bisa dijangkau dengan transportasi udara sebab harus dibawa alat-alat kesehatan dan tim dari Dinkes setempat.

“Itu harus dijangkau melalui transportasi udara. Jadi jujur, kami kendala di biaya transportasi. Kalau Pemda berikan dukungan, dalam waktu dekat kami akan bergerak bekerja dengan cepat,” katanya.

Ia mengatakan, 24 puskesmas terpencil yang sudah jalankan imunisasi pada dua kali putaran dalam tiga Minggu langsung diberikan vitamin A serta makanan tambahan yakni biskuit balita selain vaksin imunisasi.

“Jadi anak-anak yang tidak mau suntik tapi karena dengan adanya biskuit itu mereka tergerak hati untuk disuntik. Kalau mau biskuit harus disuntik dulu baru mereka dapat,” kata dia.

Dalam penanganan kasus campak ini, lanjut dia, pihaknya membentuk dua tim yang terdiri dari puskesmas setempat dan Dinkes.

“Kami sendiri yang turun menjalankan imunisasi in,” ujarnya.

“Kami dua tim, mereka yang dari puskesmas jalankan sesuai wilayah kerjanya. Sedangkan kita yang dari Dinas Kesehatan itu pelacakan kasus. Jadi kami dari dinas ada tenaga dokter, ada promosi kesehatan, ada survelens, ada gisi, ditambah bidan dan perawat,” ucap Nawipa. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *