Bupati Keerom ingatkan Umat Kristen dan Gereja peduli masalah Stunting, Miras dan Persatuan

Jayapura, (WAGADEI) – Melanjutkan kegiatan safari Natal Tahun 2022, Bupati Keerom, Piter Gusbager dan jajaran kembali melakukan kunjungannya. Kali ini Bupati Gusbager yang juga anak adat Keerom ini melakukan kunjungan di Gereja GKI Diaspora Skofro, pada Senin, (19/12/2022).

Turut mendampingi, Ketua TP-PKK Keerom, Ny. Angela TH Frank Gusbager Selain itu ada juga jajaran Forkompinda serta para tokoh gereja dan ketua-ketua klasis dari 18 denominasi gereja yang ada di Keerom.

Seperti halnya pada kunjungan Safari Natal di Ubrub, kedatangan Bupati kali ini juga membawa beragam hadiah natal seperti bantuan social keagamaan untuk gereja-gereja, juga untuk para Pastor, Pendeta, Evangelist dan lainnya.

Kesempatan itu Bupati juga menyerahkan bantuan pemberdayaan ekonomi rakyat, seperti bantuan barang dagangan atau modal usaha untuk kios UKM, bantuan pembebasan biaya pengurusan sertifikat koperasi dan lainnya. Serta memberikan bantuan satu unit mobil minibus untuk masyarakat yang pengelolaannya diserahkan kepada koperasi gereja Diaspora Skofro.

Bupati Keerom Piter Gusbager mengemukakan, umat Kristen dan pihak gereja diminta untuk terus memperhatian masalah-masalah yang digumuli masyarakat kabupaten Keerom, mulai dari stunting, minuman keras (Miras) dan isu-isu sosial lainnya di masyarakat.

‘’Angka stunting di Keerom masih ada dan tersebar di beberapa distrik dan kampung, untuk itu gizi ibu hamil dan 1000 hari pertama fase kehidupan harus jadi perhatian, ibu-ibu di kampung harus menyusui anaknya hingga 2 tahun, tidak boleh stop, tidak boleh ganti dengan susu kemasan,’’ katanya.

Untuk itu, menurutnya, hal ini jadi tanggungajawab bersama, maka peran gereja penting untuk menyebarkan informasi tentang pentingnya ASI, Gizi, lingkungan yang sehat. Demikian pula penyakit masyarakat terutama di kalangan muda seperti ganja dan miras.

‘’Tahun 2024, banyak agenda untuk daerah ini, bukan saja agenda politik, tapi juga salah satunya Pesparawi. Maka sukses tidaknya Pesparawi adalah bukan sekadar kegiatan paduan suara, tapi ini adalah masalah harkat dan martabat orang Keerom,’’ ujarnya.

Untuk itu semua pihak harus memastikan masalah ganja dan Miras serta masalah sosial lainnya akan diminimalkan bahkan dihilangkan. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan