Nabire, WAGADEI – Gubernur Papua Tengah Meki Fritz Nawipa membagikan kisah inspiratifnya pada ajang GenIUS Expo 2025 di Ballroom Sekolah GenIUS Karawaci, Tangerang, Banten, Jumat (20/6/2025).
Iman yang teguh dan keberanian, serta kegigihan dan keuletan untuk menggapai cita-cita menjadi pilot, mengawali kisah Meki Nawipa.
Talk show yang dipandu Agustin Ramli, terasa renyah dan penuh keakraban pada ajang Expo GenIUS 2025. Betapa tidak, tiap segmen kisah sang gubernur, disambut tepuk tangan meriah. Kisahnya penuh haru dan menginspirasi.
Bahkan sejak sekolah menengah di Paniai, tes masuk sekolah pilot, bolak-balik Paniai-Nabire-Timika, hingga studi di Australia.
Pria berkaca mata ini tak melupakan sedikit pun lika-liku perjuangannya. Ingatannya sangat detail. Dari kisah ke kisah. Semuanya mengundang decak kagum dan tepuk tangan yang riuh.
Penampilannya sederhana dan patut diteladani.
“Kita bukan pewaris, kita adalah perintis,” kata gubernur pertama Papua Tengah ini, dalam sebuah sesi.
Dengan mimik yang santai dan cepat akrab, sang moderator pun tak sungkan-sungkan, untuk menggali ide dan mimpi sang gubernur.
Gubernur Meki Nawipa pun tak pelit membagikan semua pengalamannya di ajang GenIUS Expo 2025 itu. Perjuangannya boleh dibilang penuh keringat dan air mata. Dibarengi iman yang kokoh dan pantang menyerah.
“Bahkan sampai Tuhan bosan juga,” katanya disambut riuh para penonton.
Meki bercerita bahwa dirinya bertekad untuk sekolah dan menjadi pilot, bahkan menjadi pemimpin (bupati Paniai dan kini gubernur Papua Tengah), berawal dari situasi keterbatasan di Tanah Papua. Baik akses pendidikan, maupun ekonomi dan infrastruktur. Terutama di sekitar Paniai, kampung halamannya.
“Kita tidak pernah berpikir untuk menjadi gubernur. Di kampung kita itu kan kita tidak tahu mobil, motor. Tahunya pesawat saja. Jadi kita hanya mau jadi pilot saja,” kata Meki Nawipa, disambut tepuk tangan.
Dia bercerita bahwa sejak kecil memang beliau pantang menyerah. Bahkan rela menahan sakit, lapar, dan lain-lain, demi meraih mimpi.
Dia pernah tinggal setahun di kampung setamat SMA. Hal itu disebabkan karena keterbatasan biaya.
“Saya nganggur satu tahun. Pulang kampung. Kerja kebun. Tidak ada uang untuk pergi sekolah,” katanya mengenang.
Meki Nawipa ingin menjadi penerbang atau pilot supaya kelak bisa melayani masyarakat di Papua, dan menjadi contoh bagi anak-anak Papua.
Menariknya, iman Meki Nawipa betul-betul diuji. Ketika itu, di Australia, dia harus membutuhkan 3 ribu dolar untuk membiayai studinya selama di Negeri Kanguru.
Namun, dia tidak menyerah. Dia terus berdoa. Mengingat nama Tuhan. Tuhan pun mengirim bala bantuan.
Ajaibnya, Meki Nawipa tak mengenal orang yang memberinya bantuan. Ini betul-betul suatu mukjizat. Sebab sebelumnya Meki tak mengenal orang yang memberinya bantuan, dan kelak mengubah kemudi hidupnya menjadi pemimpin.
“Saya dapat tiga berkat satu kali (dari orang yang membantu itu). Pertama, (dia) Bayar 3.000 dolar, dua minggu sekali (saya akan men)dapat 200 dollar, dan (dia) berdoa setiap hari Rabu supaya saya bisa menjadi pemimpin di Tanah Papua,” kata Gubernur Papua Tengah ini.
Pengalaman demi pengalaman yang penuh inspirasi ia kisahkan. Hingga waktu pun mengantarkan Meki Nawipa menjadi Gubernur Papua Tengah.
Dia bahkan berpesan kepada anak-anak Papua, terutama mereka yang sedang menempuh pendidikan di Sekolah GenIUS.
“Kamu berdosa kalau kamu tidak sukses karena masih ada 700 ribu anak Papua yang tidak sekolah,” katanya.
Dia berpesan demikian, untuk memacu semangat anak-anak. Dia juga berpesan agar anak-anak GenIUS terus belajar hingga menyelesaikan studinya, dan kelak bisa pulang untuk membangun Tanah Papua.
Dia menutup pesannya bahwa anak-anak GenIUS merupakan aset-aset dari Tanah Papua, yang kelak bisa menaikkan IPM Tanah Papua dan Indonesia Timur. (*)
