Deiyai, WAGADEI – DP3AKB atau Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah, meningkatkan efektivitas pelayanan KB di tiap puskesmas pemerintah.
Upaya meningkatkan efektivitas pelayanan KB di tiap puskesmas pemerintah, dilakukan DP3AKB Deiyai dengan rapat koordinasi kerja pada Rabu (30/4/2025).
Kegiatan yang berlangsung di aula DP3AKB ini dihadiri setiap penanggung jawab KB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waghete, 10 puskesmas dan operator pelaporan pelayanan KB Distrik Tigi, Distrik Tigi Barat, Distrik Tigi Timur, Distrik Kapiraya, dan Distrik Bouwobado.
Rapat koordinasi kerja tersebut dipimpin Kepala DP3AKB Deiyai Robby Bobi, S.Sos dan Kepala Bidang (Kabid) KB Deiyai, Petra Adii, S.Km, dan diikuti PJ KB RSUD Waghete dan beberapa puskesmas, serta operator pelaporan pelayanan KB di tingkat distrik.
Beberapa puskesmas itu, terdiri atas Puskesmas Waghete, Puskesmas Tenedagi, Puskesmas Aiyatei, Puskesmas Wagomani, Puskesmas Gakokebo, Damabagata, Puskesmas Edagotadi, Puskesmas Kokobaya, Puskesmas Bouwobado dan Puskesmas Kapiraya.
“Jadi, kami menyampaikan selamat datang dan terima kasih kepada para pelayan di puskesmas, karena sudah hadir pada pertemuan ini. Pertemuan ini sangat penting dan kita harus lakukan karena ini menyangkut kualitas pelayanan di tingkat puskesmas,” kata Kepala DP3AKB Deiyai, Robby Bobii.
Sebelum menyampaikan beberapa hal penting seputar agenda pertemuan oleh Kepala Bidang KB, Kepala DP3AKB Deiyai, Robby Bobii mengecek daftar puskesmas yang hadir.
“Jadi saya akan absen sebelum melanjutkan pertemuan. Karena pertemuan ini sangat penting, sehingga harus 10 Puskesmas harus hadir untuk mengikuti pertemuan ini,” kata Bobii.
Kepala Bidang KB Kabupaten Deiyai, Petra Adii, S.Km menyampaikan agenda rapat yang terdiri dari koordinasi efektivitas pelaporan pelayanan KB, penggunaan alat kontrasepsi (alkon) dan kegiatan rutin.
Adii mengatakan, dalam melaksanakan tugas di tingkat puskesmas apakah ada kendala seputar pelayanan KB dan pelaporan atau tidak.
“Sejauh mana selama ini teman-teman jalankan kegiatan atau pekerjaan. Apakah teman-teman sendiri yang kerjakan semua itu atau selain dari teman-teman ada orang lain? contohnya operator,” kata Adii.
Pertemuan ini berjalan meriah dengan diskusi-diskusi seputar pelayanan KB, antara penanggung jawab KB di setiap puskesmas dan bidang KB DP3AKB Deiyai.
Beberapa peserta rapat mengemukakan keluhannya seputar pelaporan pelayanan KB yang sering dilakukan secara manual dan online.
Penanggung jawab KB di Puskesmas Bouwobado, Krice Madai mengatakan, kendala ini diakibatkan karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak memadai, dan tidak adanya informasi operator di tingkat distrik
“Ada beberapa puskesmas yang melakukan pelaporan secara manual tetapi ada juga yang melakukan pelaporannya secara online. Di beberapa puskesmas itu ada yg memang secara manual karena tidak ada yang kerja secara online. Kami juga baru tahu kalau ada operator di tingkat distrik,” kata Madai.
Peserta dari Puskesmas Gakokebo, Lisna menyampaikan beberapa kendala penggunaan alat kontrasepsi (alkon) dalam pelayanan KB.
“Untuk penggunaan alkon memang kami tidak gunakan semua jenis alkon. Karena memang ada beberapa alkon yang harus dibimbing oleh dokter spesialis. Jadi, kami hanya sering menggunakan beberapa alkon,” kata Lisna.
Selain itu, salah satu perawat di RSUD Waghete, Idolfina Bukega mengatakan, efektivitas pelayanan KB di RSUD dan puskesmas juga terkendala karena proses pergantian jabatan, sarana prasarana atau fasilitas yang tidak lengkap dan SDM yang kurang.
“Biasanya pergantian pejabat juga menjadi kendala dalam pelayanan. Ada juga karena fasilitas kesehatan dan juga terkait orang yang bekerja di bagian pelaporan secara online juga kurang,” kata Bukega.
DP3AKB Deiyai akan menindaklanjuti usulan yang disampaikan tersebut dalam waktu dekat. (*)