Oksop, WAGADEI – Aparat gabungan TNI dan Polri diduga melakukan penyisiran terhadap anggota TPN-PB OPM di distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Akibatnya, ratusan warga sipil di wilayah itu terpaksa mengungsi ke hutan.
Ratusan warga wilayah Oksop memilih mengungsi karena panik terhadap kehadiran aparat keamanan di wilayah itu.
Dari sumber terpercaya melalui rilis yang diterima media ini pada Senin siang, (9/12/2024), TNI Polri tiba di Oksop sejak tanggal 6 Desember lalu. Sejak itu mereka menempati wilayah itu dan melakukan penyisiran dari kampung ke kampung.
Peristiwa pendropan pasukan dari Oksibil tiba di Oksop pada hari Jumat, (6/12/2024) pukul 23.00 malam di Jalan Serambakon Oksop menggunakan mobil tiga buah kendaraan jenis Triton dan Hilux berjumlah tiga unit serta satu truck dengan jumlah personil diperkirakan 300 orang,
“Mereka masuk ke distrik Oksop, dan tempati rumah warga di kampung Atenar, kampung Nganngom, kampung Alut Bakon dan kampung Mimin,” kata sumber terpercaya itu melalui keterangan pers ini.
Atas tindakan aparat gabung, lanjut dia, pada pukul 00.00 – 05.00 WP, masyarakat dari empat kampung ini mengungsi ke hutan di bawah kaki gunung puncak Mandala.
Sabtu, tanggal, (7/8/12/2024) pendropan pasukanpun masih terpantau. Aparat gabungan menggunakan lima unit lima strada dan dua unit helikopter.
“Pada Senin, 9 Desember 2024 (hari ini), penyisiran melalui udara menggunakan Helikopter sebanyak empat kali,” ujarnya.
Sampai detik ini, TNI dan Polri masih menguasai di wilayah distrik Oksop terutama kampung Atenar, Ngangom, Alut Bakon dan Mimin.
Sementara masyarakat dari kampung Bumbakon dan kampung Oktumi mengungsi ke ibukota kabupaten yaitu Oksibil.
Data Pengungsi;
1. Balita sekitar 54 jiwa.
2. Ibu hamil 5 jiwa.
3. Lansia 23 jiwa.
4. Pasien berat 2 orang.
5. jumlah yang mengungsi 3.000-an jiwa.
Data sementara dari lapangan.
Oksop, 9 Desember 2024.
Meskipun demikian, warga belum mengetahui secara pasti maksud dan tujuan dari keberadaan Aparat Keamanan di wilayah oksop.
“Kami belum mengetahui secara pasti maksud kehadiran aparat keamanan, namun kami menduga untuk menyisir anggota KKB”
Diharapkan, pemerintah daerah turut membantu menyelamatkan warga sipil yang kini mengungsi di hutan.
“Harapannya pemerintah Pegunungan Bintang harus mencari solusi secepat mungkin untuk menyelamatkan kami dari pengungsian,” jata salah satu warga melalui rilis ini. (*)