Puskesmas Enarotali gelar pemeriksaan kesehatan kepada Mudika Paroki Madi

Paniyai, WAGADEI – Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat maka Puskesmas Enarotali, Paniai melaksanakan pemeriksaan kesehatan bagi Muda-mudi Katolika (Mudika) Paroki Salib Suci Madi, Dekenat Paniai, Keuskupan Timika yang tengah melakukan kegiatan kemping rohani (kemroh) dalam rangka penggalangan dana demi pembangunan gereja katolik di paroki tersebut.

Pemeriksaan dilaksanakan selama dua hari, Juma, (27/10) dan Sabtu, (28/10/2023) di halaman gereja itu. Kepala Puskesmas Enarotali, Rosalina Yogi mengatakan, pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

“Pemeriksaan kesehatan ini merupakan kegiatan rutin bulanan dari kami (Puskesmas) bersama kegiatan posyandu. Nah hal ini dilakukan agar muda mudi Katolik tetap dapat dipantau kesehatannya sehingga dalam keadaan yang sehat mereka tetap melakukan kegiatan sebagaimana mestinya,” kata Rosalina Yogi kepada wagadei.id, Sabtu.

Pihaknya melaksanakan hal itu dirujuk dari lima program prioritas nasional Kemenkes diantaranya peningkatan KIA, KB, dan kesehatan reproduksi, percepatan perbaikan gizi, peningkatan pengendalian penyakit, penguatan sistem kesehatan dan POM serta penguatan germas.

Kegiatan puskesmas keliling (puslin), kata Yogi bukan hal yang baru dilakukan pihaknya namun biasanya dilakukan setiap pekan kedua bulan berjalan bertempat di 10 balai kampung dalam wilayah pelayanannya.

“Jadi pada saat kami laksanakan puskesmas keliling masyarakat kurang berkunjung, sehingga kami memilih di mana ada kegiatan gereja baik Katolik maupun Kingmi. Itu setelah kami koordinasikan dengan dewan gereja Katolik dan Klasis Paniai Timur ketika bertemu di gereja,” ujarnya.

Menurut dia, pihaknya hadir untuk melakukan periksaan serta pengobatan, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi penyakit secara dini agar penyakit tersebut muda di obati terutama penyakit IMS (infeksi menular seksual) seperti HIV/AIDS, sipilis, GO serta kusta yang banyak terjadi pada usia produktif serta banyak menelan korban.

“Tingginya penyakit tidak menular misalnya asam urat, kolesterol, diabetes, tekanan darah, dan lainnya itu pada umumnya terjadi karena kurang paham tentang perilaku hidup bersih dan sehat,” ucapnya.

Selain itu pola makan yang salah, pada akhirnya mengarah pada kematian tiba-tiba yang terjadi di masyarakat yang tidak tahu penyebab akibat tidak memeriksakan diri secara rutin ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.

Kegiatan pemeriksaan ini merupakan salah satu bagian dari lima prioritas program Kemenkes pada poin ke tiga yaitu peningkatan pengendalian penyakit.

Adapun isu pemerintah bahwa ada beberapa jenis penyakit yang rencananya akan dieliminasi (tidak adalagi penyakit atau penularan baru) di bumi Indonesia serta tidak ada lagi penyediaan obat bagi penderita kasus penularan baru.

“Beberapa penyakit di antaranya penyakit TBC, HIV/Aids, malaria, kusta. Ini merupakan pekerjaaan rumah bagi kita semua untuk tetap menerapkan pola hidup sehat dan kitapun gotong royong untuk mengejar target eliminasi mulai dari sekarang hanya dalam tujuh tahun,” katanya.

Ia mengaku hal itu sangat sulit tetapi dirinya mengajak kepada seluruh petugas kesehatan agar tetap mempromosikan kesehatan di manapun setiap orang berada. “Sekali lagi mari kita gotong royong untuk mempromosikan kesehatan ke masyarakat karena mencegah lebih baik dari pada mengobati,” ucapnya.

“Semua masalah ada solusinya, semua penyakit ada obatnya,” ucapnya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan