Jayapura, (WAGADEI) – Dalam rangka memberikan dukungan penuh kepada United Liberation Movement For West Papua (ULMWP) sebagai wadah pemersatu bangsa, rakyat West Papua di Jayapura menggelar aksi demonstrasi secara damai dan bermartabat di bilangan Putaran Taksi Perumnas III Waena, kota Jayapura pada Selasa, (22/8/0223).
Aksi dengan mengibarkan sejumlah bendera di kawasan Pasific itu untuk ULMWP bisa diterima menjadi anggota penuh (full member) di Melawesian Spearhead Group (MSG), di mana sidang KTT MSG telah mulai di Port Vila, Vanuatu.
Hal itu dikatakan Kordinator aksi, Sony Kobak, pihaknya rakyat West Papua merupakan satu kesatuan rumpun Melanesia yang berada di kawasan yang sama, sehingga wadah ULMWP bisa menjadi full member dalam forum terbesar rumpun Melanesia yakni MSG.
“Sudah saatnya kami West Papua kembali bergabung ke rumah bersama MSG. Kami sudah tahu jalan tiba di sana, kami akan pergi ke Melanesia untuk selamanya dari negara Indonesia. Kami sudah anggap negara Indonesia adalah orang tua tiri dan sekarang saatnya untuk kita pisah, kami kembali ke MSG,” kata Sony Kobak.
Kobak mengatakan, aksi dukungan ini bukan hanya dilakukan di kota dan kabupaten Jayapura saja, namun aksi serupa juga dilakukan di Papua Pegunungan.
“Jadi hari ini aksi serentak, kami lakukan kasi demo dengan tuntutan yang sama yaitu memberikan dukungan kepada ULMWP untuk gabung ke MSG,” katanya.
Menteri Urusan politik Pemerintahan Sementara Bazoka Logo saat menerima aspirasi rakyat Papua yang bakal disampaikan ke pimpinan MSG mengaku, wadah ULMWP merupakan organisasi politik perwakilan bangsa West Papua yang saat ini siap gabung ke MSG.
“Rakyat Papua sudah siap kembali ke rumah kita yang sebenarnya yaitu Melanesia. Untuk itu kami siap sampaikan aspirasi ini di meja MSG, karena kami sudah siap gabung,” ujarnya.
Lebih lanjutnya, pihaknya anggap hidup dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sama seperti menyiksa diri sehingga saat ini rakyat Papua saatnya kembali ke honai Melanesia, sebab Papua sudah dewasa sehingga sangat layak menentukan nasibnya sendiri.
“Kami anggap hidup dengan megara ini hanya ada kematian. Negara ini adalah peti mati. Untuk itu West Papua saat kembali ke honai besar yaitu Melanesia,” ucapnya. (*)